Persiapan Pernikahan Dan Menemukan Penebus
Minggu, 11 Nopember 2018
Panggilan Berbakti : 2 Korintus 9:6-8
Penyegaran Iman : Yesaya 59:1-2
Responsoria : Mazmur 127
Pembacaan Epistel : Ibrani 9: 24-28
Khotbah PL : Rut 3: 1-5, 4:13-17
PB : Markus 12:38-44
“Persiapan Pernikahan Dan Menemukan Penebus” Rut 3:1-5; 4:13-17
I. Pendahuluan
II. Pemaknaan Teks
2.1. Pasal 3:1-5: “Amanah Naomi kepada Rut”
2.2. Pasal 4:13-17: “Menemukan Penebus”
III. Penerapan Teks
“Persiapan Pernikahan Dan Menemukan Penebus” Rut 3:1-5; 4:13-17
I. Pendahuluan
Perikop pembahasan dalam teks ini merupakan kelanjutan dari pembahasan khotbah minggu yang lalu. Kelanjutan itu diperlihatkan dengan perkataan: pertama, Rut berpaut kepada Naomi mempunyai makna: penuh kesetiaan dan kepedulian dalam hubungan pribadi yang dalam (dalam bahasa Ibrani diterjemahkan “bersatu”, dipakai oleh lelaki untuk istrinya di Taman Eden dalam Kejadian 2:24). Kedua, berhubungan dengan perkawinan Levirat atau adat perkawinan ipar (Ulangan 25:5-10). Ketiga, perkataan Rut tentang “dimana engkau mati, akupun mati disana”. Hal ini merupakan kesetiaan Rut untuk menghormati sebuah pernikahan, kesetiaan itu dilaksanakannya dengan selalu mengikut Naomi sebagai ibu mertuanya.
Memperhatikan perikop pembahasan khotbah ini, maka penulis membagi perikop ini menjadi dua bagian saja yaitu pasal 3:1-5 dan pasal 4:13-17. Untuk lebih jelas tujuan setiap ayat dalam perikop ini maka kita membacanya dibawah ini.
2.1. Pasal 3:1-5: “Amanah Naomi kepada Rut”
Sebagai mertua dari Rut, Naomi bertanggungjawab atas kebahagiaan dan mencari perlindungan bagi Rut. Hal ini jelas diperlihatkan pada ayat pertama: “Anakku, apa¬kah tidak ada baiknya jika aku mencari tempat perlindungan bagimu supaya engkau berbahagia?, dan kemudian Naomi memberi Amanah kepada Rut agar bersiap-siap untuk bertemu dengan Baos (dalam ayat dua: ternyata Boas masih ada kaitan keluarga) karena Naomi melihat bahwa Boas adalah kunci masa depan yang membahagiakan Rut. Dalam hal ini, Naomi sadar dengan keadaannya sebab baginya tidak mungkin lagi menikah dan melahirkan anak, namun yang ada dalam pemikirannya adalah Rut yang tepat untuk penggantinya. Naomi tahu bahwa Boas adalah kerabatnya yang mempunyai kewajiban untuk menebus. Memang penebusan berhubungan dengan urusan jual beli tanah. Berdasarkan kitab Imamat, tanah yang dijual dapat ditebus oleh kerabatnya. Jika tidak ada yang menebus, memang akan dikembalikan kepada pemilik (atau ahli waris bila pemilik sudah meninggal) pada tahun Yobel. Kebiasaan ini digabungkan dengan perkawinan ipar (Ulangan 25).
Untuk melaksanakan keinginan yang dimaksudkan oleh Naomi maka ia memberikan amanah kepada Rut. Adapun amanah yang diberikan Naomi kepada Rut adalah menasihati agar Rut minta Boas menebusnya dengan tiga anjuran Naomi yaitu: pertama, waktunya pada malam hari Boas menampi jelai. Kedua, tempatnya adalah di pengirikan jelai. Ketiga, caranya: Rut harus berdandan (mandi dan berpakaian bagus); kepergiannya jangan sampai diketahui Boas sampai ia selesai makan; menyingkapkan selimut dari kaki Boas (waktu tidur) dan berbaring disana. Perbuatan ini agar Boas menikahi Rut; Rut akan diberitahu Boas apa yang harus dikerjakannya.
Rut menyetujui nasihat dari Naomi dan melakukannya dengan baik. Hal itu disebabkan Rut mengetahui bahwa Boas adalah orang yang baik. Hal itu diberitahukan oleh Naomi kepada Rut, dan Rut sendiri terkesan dengan kebaikan Boas (2:21).
Jika kita baca seluruh pasal 3 ini maka lebih banyak memakai kata “berbaring”, yang konotasinya seolah-olah Rut dan Boas telah melakukan hubungan terlarang .
Kemungkinan besar muncul praduga ini oleh sebab ada perkataan “menyingkapkan selimut dari kaki Boas”. Arti dari “berbaring” dalam bahasa Ibrani adalah Sakab. Istilah ini memang membawa kepada konotasi seksual (si penulis kitab Rut memakai juga kata “menghampiri”: lihat 4:13 untuk menyatakan hubungan suami istri), namun kata Sakab disini berdiri sendiri tanpa diikuti preposisi im atau et. Demikian juga dengan kata “menyingkapkan”, juga mempunyai pengertian “meminta perlindungan (lihat 3:9), fungsi dari menyingkapkan adalah agar Boas dapat terbangun pada tengah malam. Hal ini menjadi benar karena Boas terbangun pada tengah malam karena ia merasa kedinginan dan meraba-raba selimutnya, ketika ia terbangun seketika itu juga ia terkejut, hal ini menandakan bahwa Rut tidak berdekatan dengan Boas. Jadi sebenarnya Rut tetap menjaga kekudusannya sendiri walaupun memang pada zaman itu perbuatan amoral sedang melanda Israel. Namun dalam posisi dan situasi yang bobrok pun, masih ada yang melaksanakan kesucian dan kasih yaitu Rut. Jadi si penulis kitab Rut mau menceritakan bahwa pentingnya menjaga sebuah kesucian dan kasih dalam diri setiap orang.
2.2. Pasal 4:13-17: “Menemukan Penebus”
Oleh sebab perikop pembahasan untuk pasal 4:13-17 sudah didahului oleh pasal 3:6 s/d pasal 4:1-12, sehingga penting bagi pembaca untuk membaca ulang seluruh ayat ini agar kita mengetahui proses yang terjadi dalam teks ini. Oleh sebab itulah maka penulis memberi judul kecil diatas dengan kata “Menemukan Penebus”.
Melalui proses persidangan di pintu gerbang bersama-sama para tua-tua dan semua orang yang ada disitu, maka Boas mengatakan bahwa “kamulah pada hari ini menjadi saksi, bahwa segala milik Elimelekh dan segala milik Kilyon dan Mahlon, aku beli dari tangan Naomi; juga perempuan Moab itu, istri Mahlon, aku peroleh menjadi istriku untuk menegakkan nama orang yang telah mati itu di atas milik pusakanya”.
Selanjutnya, pada ayat 13 ada disebutkan kata “lalu”, yang menyatakan sidang perkara telah selesai, dan Boas pun mengambil Rut menjadi istrinya. Bagian dari ayat ini merupakan puncak dari kisah Rut yakni Rut dikaruniai seorang putra. Kelahiran anak laki-laki ini bukan saja merupakan kasih karunia bagi Rut, tetapi juga merupakan berkat bagi Naomi. Kebahagiaan Naomi dinyatakan oleh tetangga-tetangganya dengan: pertama, mereka memuji Tuhan karena perbuatanNya.
Perbuatan Tuhan adalah telah menolong Naomi pada masa tua. Naomi yang telah kehilangan dua orang anak laki-laki, telah ditolong Tuhan. Kedua, mereka mengharapkan anak yang baru lahir itu akan termasyhur di Israel. Harapan perempuan-perempuan ini memang terpenuhi, walaupun mungkin mereka tidak mengalaminya. Ketiga, mereka mengharapkan bahwa anak ini akan melindungi Naomi pada masa tuanya yaitu Naomi akan disegarkan jiwanya dan dipelihara anak ini pada masa putih rambutnya (umur panjang). Keempat, mereka mengatakan bahwa semua berkat itu karena kasih Rut kepada Naomi. Kasih Rut (orang non Yahudi) kepada Naomi diakui oleh para perempuan itu sebagai alasan Naomi diberkati. Bahkan dikatakan Rut melebihi tujuh anak laki. Pernyataan ini sangat luar biasa mengingat bahwa anak laki-laki bagi orang Yahudi adalah berkat yang tak terhingga; anak laki-laki adalah milik pusaka Tuhan (Mzm 127:3). Kelima, mereka mengatakan bahwa Naomi memiliki anak laki-laki. Dalam ayat 16-17 menjelaskan bahwa Naomi memelihara anak laki-laki Rut sebagai anaknya. Berarti Naomi sungguh diberkati, dan para perempuan memberi nama anak itu “Obed” (pelayan, hamba). Kebahagiaan yang luar biasa itu diakhiri dalam ayat 17 dengan perkataan “Dialah ayah Isai, ayah Daud”.
Cerita Rut menggambarkan kesetiaan seorang menantu terhadap mertuanya dan akibatnya berakhir kepada kebahagiaan yang lengkap bagi Rut, Naomi dan Boas bahkan orang-orang yang ada disekitarnya yakni kelahiran seorang anak laki-laki. Pernikahan Boas dan Rut adalah pimpinan Allah disebabkan oleh iman Rut. Ada beberapa hal yang perlu kita renungkan dalam kedua perikop ini yaitu:
- Bagaimana hubungan mertua dengan menantu pada zaman ini? Apakah hubungan kedua belah pihak menjadi berkat bagi orang lain atau sebaliknya? Bila kita teliti ulang perikop ini maka disampaikan kepada kita bahwa hubungan Naomi dan Rut merupakan sebuah kesetiaan yang tiada taranya, sampai mereka berdua tidak dapat dipisahkan.
- Bagaimana saat ini jika yang diceritakan dalam perikop ini terjadi pada sebuah keluarga? Mungkin akan meninggalkan mertuanya dan menikah lagi dengan orang lain. Namun di dalam perikop ini, Rut menampilkan sebuah arti pernikahan yang sesungguhnya sakral bagi dirinya, sehingga mampu mengatakan “Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam: bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku; dimana engkau mati, aku pun mati disana, dan di sanalah aku dikuburkan”. Sebenarnya apa yang diharapkan lagi dari Naomi oleh Rut, pasti hanya pengharapan belaka saja, namun Rut menunjukkan kesetiaannya kepada mertuanya.
- Persoalan pasangan menikah saat ini sangat rentan dengan keretakan dan bahkan bercerai. Apakah masih ada terjadi di sekitar kita? Perikop ini memberi pesan bahwa persoalan pasangan menikah bukanlah persoalan untuk berdua saja, namun ini berhubungan dengan janji dengan Tuhan dan para saksi di saat hendak menikah untuk menjadi berkat bagi orang lain.
- Apakah masih ada pasangan yang sudah menikah tidak lagi mengenal pribadinya masing-masing dan keluarga mertuanya? Tentu masih ada, hal itu dibuktikan masih banyak perceraian di sekitar kita, dan dapat juga kita lihat melalui media elektronik dan surat kabar. Hal itu menandakan bahwa makna dari sebuah pernikahan tidak lagi dihargai. Mari belajar dari kisah Naomi, Rut dan Boas yang mau sama-sama memiliki jiwa pengorbanan dan melalui iman, mereka diberkati oleh Tuhan. Mereka bertiga tulus untuk saling mengasihi sehingga mereka menjadi berkat bagi orang lain. Tuhan memberkati keluarga kita. Amin.
(Pdt. Sangkot Simanjuntak, M.Min: salam buat Majelis dan jemaat GMI Makedonia Bosar Sipinggan Distrik 6/I).


Comments
Post a Comment